Kenakalan remaja ( juvenile delinquency ) bukan merupakan permasalahan yang remeh. Pemasalahan kenakalan remaja dengan bentuk-bentuk yang beragam adalah permasalahan yang urgen dan sudah mencapai pad tarf yang memprihatinkan dan perlu penanganan secara serius. Kenakalan remaja akan semakin sulit untuk ditanggulangi jika perilaku tersebut sudah menjadi budaya dan kebiasaan remaja, atau remaja yang bersangkutan sudah jauh berada di dalam kubangannya kenakalan remaja.
Sebagaimana kita ketahui bahwa akhir-akhir ini begitu banyak berita di media masa yang memberitakan kerusakan moral pada generasi penerus bangsa yang telah betul-betul menghawatirkan. Sebuah keberhasilan yang seharusnya merupakan hasil positif yang semestinya dirayakan secara positif pula oleh generasi muda, akan tetapi justru dirayakan dengan cara-cara negatif. Contohnya kelulusan Ujian Nasional ( positif ) tahun ini, di sebuah daerah dirayakan dengan bertelanjang dada ( negatif )baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan diberitakan saat setelah pengumuman Ujian Nasional ( UN ), penjualan kondom meningkat, yang diprediksi banyak dibeli oleh kalangan pelajar yang baru lulus UN. Di beberapa daerah lain diberitakan banyak terjadi tawuran, corat-coret bendera merah putih dan lain-lain saatmerayakan kelulusan UN tersebut.
Peredaran dan penyelundupan narkoba juga mningkat baik secara kualitas maupun kuantitasnya.Penjara pun juga dijadikan pasar narkoba. Ini menunjukkan bahwa penggunannya ( demand ) tentu juga semakin besar. Menurut cataatan sudah lebih dari 4 juta pengguna narkoba aktif di Indonesia yang 78%nya masih pada usia remaja Data unutk pennguna narkoba di Jateng, sebagian besar korabn narkoba berusia antara 15 tahun hingga 24 tahun yang merupakan usia pertumbuhan dan usia produktif . Sedangkan 12% dari jumlah korban narkoba di Jateng ini masih menempuh pendidikan di sekolah dasar (SD ). Yang lebih mencegangkan, sebanyak 24,5% sampai dengan 53% penggun narkoba di Indonesia terinfeksi penyakit HIV/AIDS karena menggunakan jarum suntik yang digunakan bergantian secara berulang-ulang yang tidak disadarinya mengancam jiwanya.
Seks pra-nikah sering ditafsrkan salah oleh remaja sebagaibentuk kehidupan modern, padahal dampak yang ditimbulkan bisa merusak masa depannya, bahkan dapat mengancam jiwanya. Pada tahun 2010 di Propinsi Bengkulu terdapat 266 orang pengidap HIV/AIDS baru yang 60% diantaranya terjangkit melalui seks bebas.
Data dari Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak menunjukkan;
Perilaku seksual remaja SMP dan SMU.
93,7% | Pernah ciuman, petting, oral sex |
62,7% | Remaja SMP tidak perawan |
21,2% | Remaja SMU pernah aborsi |
97,0% | Pernah nonton film porno |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar